Ada yang bertanya kepada saya begini, “Saya mengupah orang menuai padi di sawah. Mulai dari menyabit, “mengiriak” (merontok gabah). Para pekerja itu tidak berpuasa, lalu mereka meminta diberi makan-minum. Bagaimana hukumnya apabila saya memberinya makan-minum di saat berpuasa?”
Atau ada yang bertanya seperti ini, “Ada tukang yang bekerja merenovasi rumah saya, sedangkan mereka tidak berpuasa, lalu mereka meminta disediakan makan-minum. Bagaimana hukumnya?”
Tidak berpuasa bagi seseorang yang sanggup berpuasa, hukumnya haram.
Kecuali bagi seseorang yang digolongkan sebagai pekerja berat, maka dia boleh tidak berpuasa.
Namun, pekerjaan yang digolongkan kepada pekerjaan berat adalah yang ditimbang dengan kebiasaan secara umum bahwa suatu pekerjaan itu berat, sehingga pekerjanya boleh tidak berpuasa, sebagai rukhshah.
Sementara pekerjaan ke sawah seperti menuai padi atau bertukang rumah, secara umum tidak termasuk kepada pekerjaan berat yang membolehkan tidak berpuasa.
Maka, tidak berpuasa bagi orang yang bekerja ke sawah seperti menuai atau bertukang rumah adalah haram.
Begitu juga memberi makan-minum bagi pekerja seperti menuai di sawah atau bertukang itu adalah haram, karena anda tergolong membantu, memberi sarana, perantara untuk melakukan sesuatu yang haram atau perbuatan dosa.
Diantara dalilnya: QS. Al Maidah:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ.
“Dan saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.
Dan juga sebuah kaidah fiqih,
وما ادى الى الحرام فهو حرام
“Dan apa saja yang menjadi penyebab terlaksananya suatu kehaharam, maka hal itu adalah haram”.
Wallahu a’lam
Desmayuni (Guru Fiqih MAN 4 Agam)